DAKWAH SALAFIYYAH DAN DAULAH SU’UDIYYAH

Oleh : Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah

Setelah runtuhnya daulah Su’udiyyah periode kedua pada tahun 1308H, berdirilah daulah Su’udiyyah periode ketiga yaitu daulah Su’udiyyah sekarang ini yang ditandai dengan dibaiatnya Al-Malik Abdul Aziz bin Abdurrahman Alu Su’ud pada tanggal 21 Jumadil Ula 1351H.

Al-Malik Abdul Aziz dikenal sebagai seorang yang gigih mengikuti jejak Salafush Shalih di dalam mendakwahi manusia kepada aqidah yang shahihah dan berpegang teguh kepada syari’at Islamiyyah serta menerapkan hukum-hukum Islam dalam semua segi kehidupan.

Al-Malik Abdul Aziz berkata : “Aku adalah penyeru kepada aqidah Salafush Shalih, dan aqidah Salafush Shalih adalah berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan apa yang datang dari Khulafaur Rasyidin” [Al-Wajiz Fi Siratil Malik Abdul Aziz hal.216]

Beliau juga berkata : “Mereka menamakan kami WAHABIYYIN, dan menamakan madzhab kami adalah madzhab WAHABI yang dianggap sebagai madzhab yang baru. Ini adalah kesalahan fatal, yang timbul dari propaganda-propaganda dusta yang disebarkan oleh musuh- musuh Islam. Kami bukanlah pemilik madzhab baru atau aqidah baru. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah mendatangkan sesuatu yang baru, aqidah kami adalah aqidah Salafush Shalih yang datang di dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan apa yang ditempuh oleh Salafush Shalih. Kami menghormati imam empat, tidak ada perbedaan di sisi kami antara para imam : Malik, Syafi’i, Ahmad dan Abu Hanifah, semuanya terhormat dalam pandangan kami” [Al-Wajiz Fi Siratil Malik Abdul Aziz, hal.217]

• DAULAH SU’UDIYYAH DAN PENERAPAN SYARI’AT ISLAM

Daulah Su’udiyyah menjadikan Kitab dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai undang-undang dasar daulah sebagaimana termuat dalam surat kabar Ummul Qura 21 Shafar 1345H : “Seluruh hukum di Saudi berdasarkan atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan apa yang ditempuh oleh para sahabat dan Salafush Shalih” [Syibhul Jazirah Fi Ahdil Malik Abdul Aziz 1/354]

Daulah Su’udiyyah menerapkan syari’at Islam di seluruh penjuru daulah. Di antara hal-hal yang nampak dari penerapan syari’at yang bisa dilihat oleh setiap orang yang datang ke negeri Saudi adalah.

1. Menjadikan aqidah Salaf sebagai pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.

2. Menghilangkan semua hal yang merusak aqidah dan membawa kepada kesyirikan seperti kubah-kubah di atas kubur, berhala-berhala, dan yang lainnya.

3. Melarang semua pemikiran yang menyelisihi Islam seperti rasialisme, sekulerisme, komunisme, dan yang lainnya dengan melarang masuknya buku-buku yang mengandung pemikiran-pemik iran tersebut ke dalam negeri.

4. Mendirikan Haiah Amar Ma’ruf wa Nahi Munkar yang bertugas mengawasi pelaksanaan hukum-hukum dan syi’ar-syi’ar Islam serta menghasung kaum muslimin agar selalu shalat berjama’ah, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan ibadah-ibadah yang lainnya.

5. Seluruh mahkamah di daulah Su’udiyyah berlandaskan hukum-hukum Islam

6. Menegakkan hukum-hukum had terhadap pelanggaran- pelanggaran syar’i seperti qishash, dera potong tangan pencuri, dan yang lainnya. Hingga detik ini kami belum pernah melihat negara mana pun di dunia yang mampu menegakkan hukum-hukum had ini kecuali daulah Su’udiyyah.

Semoga Alloh menjaga daulah Su’udiyyah dari rongrongan musuh-musuhNya.

• BERKAH PENERAPAN SYARI’AT ISLAM

Alloh telah menjanjikan keamanan, kekokohan kedudukan, dan kesejahteraan bagi siapa saja yang melaksana kan syari’at-syari’at Alloh.

Alloh berfirman : “Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku” [An-Nur:55]

Demikian juga, Alloh menjanjikan keamanan dan petunjuk di dunia dan akhirat bagi siapa saja yang mentauhidkanNya.

Alloh berfirman : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang- orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” [Al-An’am : 82]

Siapa pun yang datang ke negeri Saudi Arabia akan mengatakan keamanan yang tidak bisa didapat di negeri- negeri lainnya. Angka kriminalitas di negeri Saudi Arabia terkecil di dunia, hal ini diakui oleh negeri-negeri di luar Saudi Arabia termasuk negeri-negeri kafir.

Manfa’at keamanan di Saudi Arabia tidak hanya dirasakan oleh para penduduk Saudi Arabia, tetapi juga dirasakan oleh seluruh kaum muslimin di seluruh dunia terutama yang melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

Dahulu sebelum Makkah masuk wilayah daulah Su’udiyyah dikatakan bahwa : “orang yang berangkat haji dianggap orang yang hilang, dan jika dia kembali dianggap seperti orang yang dilahirkan kembali”, hal ini disebabkan lantaran tidak amannya jalan yang dilalui oleh orang-orang yang haji, banyak pencurian, perampokan, dan pembunuhan. [Halatul Amn Fi Ahdil Malik Abdul Aziz oleh Rabih Luthfi Jum’ah, hal.42]

Tentang kemakmuran negeri Saudi tidak seorangpun pada saat ini yang tidak mengetahuinya, padahal negeri Saudi adalah negeri yang gersang, tetapi dengan rahmat Alloh kemudian dengan sebab penegakkan tauhid dan syari’at Islam. Alloh melimpah kan rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.

• DAULAH SU’UDIYYAH MENGHORMATI PARA ULAMA

Ilmu memiliki keutama’an yang agung, dan sungguh Alloh telah meninggikan derajat para ulama yang mengamalkan agamanya.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu beberapa derajat” [Al-Mujadilah; 11]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, tetapi yang mereka wariskan adalah ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak” [Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Jami’nya 5/48]

Masih banyak lagi dalil-dalil yang menyebutkan tentang kedudukan yang agung dari para ulama.

Daulah Su’udiyyah sejak awal berdirinya hingga saat ini begitu menghormati dan memuliakan para ulama Sunnah dari dalam dan luar negeri Saudi. Hal ini diketahui oleh siapapun yang membaca dan melihat sejarah perjalanan daulah Su’udiyyah sejak berdirinya hingga sekarang.

Syaikh Musthafa Al-Adawi seorang ulama dari Mesir berkata : “Aku bersyukur kepada Alloh yang telah memberikan khusnul khatimah kepada Syaikhuna Al-Jalil Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i, karena seseorang yang meninggal dengan sebab sakit perut adalah syahid sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau dishalati di Masjidil Haram dan dikuburkan di Makkah Baladul Haram. Tidak lupa aku mengucapkan syukur kepada pemerintah negeri Saudi Arabia, semoga Alloh membalas mereka dengan kebaikan atas sambutan dan pelayanan mereka yang baik terhadap para ulama tanpa membeda-bedakan apakah dia itu warga negara Saudi atau warga negara Yaman, atau warga negara Mesir” [majalah Tauhid Kairo Mesir Tahun ke-30 Edisi 6 Jumadi Tsaniyyah 1422H hal.62]

• SYUBHAT DAN JAWABANNYA

Setelah membaca uraian di atas, barangkali terlontar sebagian pertanyaan, seperti.

[1]. Mengapa daulah Su’udiyyah dikatakan daulah Islamiyyah sedangkan sistem pemerintahannya adalah monarki (kerajaan) ?

Jawab :

Tidak diragukan lagi bahwa cara pemilihan pemimpin yang Islami adalah dengan penunjukkan sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu terhadap Umar Radhiyallahu ‘anhu, atau dengan diserahkan kepada Ahli Syura sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu [Lihat Politik Islami dalam Al- Furqon Esisi 7/IV Rubrik Manhaj]

Jika pemimpin sebuah daulah dipilih dengan selain cara di atas maka para ulama sepakat tentang wajibnya taat kepada pemimpin tersebut (Lihat Fathul Baari 13/7)

Sebagaimana para sahabat ta’at kepada Abdul Malik bin Marwan dan yang lainnya, demikian juga hal tersebut tidak menjadikan daulah Islamiyyah menjadi daulah kufriyyah.

Merupakan hal yang dimaklumi bahwa para ulama tarikh menyebut daulah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah adalah dua daulah Islamiyyah dalam keada’an cara pemilihan pemimpinnya tidak sebagaimana dilakukan oleh Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu dan Umar Radhiyallahu ‘anhu.

Ketika daulah Turki Utsmani runtuh dianggap oleh para tokoh pergerakan bahwa itu adalah pertanda runtuhnya daulah Islamiyyah, dan semua orang tahu bahwa sistem pemerintahan daulah Turki Utsmani adalah monarki.

[2]. Mengapa daulah Su’udiyyah dikatakan daulah Islamiyyah sedangkan daulah Su’udiyyah pernah meminta bantuan kepada negara Amerika yang kafir ?

Jawab :

Meminta bantuan orang kafir tidak menjadikan pelakunya kafir, bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berangkat hijrah ke Madinah beliau mengupah seorang kafir sebagai penunjuk jalan.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi penduduk Hunain, sebagian orang kafir Makkah seperti Shafwan bin Umayyah ikut dalam barisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam [Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya’la dan dikatakan oleh Haitsami dalam Majma’ Zawaid 6/180 Para perawinya perawi kitab shahih]

Tidak ada seorang pun dari para tokoh pergerakan yang mengkafirkan daulah Turki Utsmani karena bersekutu dengan Jerman pada waktu perang Dunia ke 1.

Syaikhuna Al-Allamah Abdul Muhsin bin Hamd Al-Abbad berkata : “Para ulama Saudi Arabia ketika membolehkan datangnya kekuatan asing ke Saudi Arabia karena darurat, hal ini seperti kasus seorang muslim yang meminta pertolongan kepada non muslim untuk membebaskan dirinya dari perampok yang hendak masuk ke rumahnya untuk melakukan tindakan kriminal di rumahnya dan pada keluarganya : Apakah kita katakan kepada orang yang terancam oleh para perampok ini : Kamu tidak boleh meminta pertolongan kepada orang kafir untuk menyelamatkan diri dari perampokan ! ? [Madariku Nazhar Fi Siyasah hal. 12]

Yang sangat mengherankan dari orang-orang yang mengkafirkan daulah Su’udiyyah dengan sebab meminta bantuan Amerika bahwasanya mereka ini membolehkan diri-diri mereka meminta suaka politik ke negeri kafir, bahkan kemudian bermukim di negeri kafir, bahkan dengan resmi menjadi warga negara dari negeri kafir !

Bahkan banyak orang-orang yang mengkafirkan daulah Su’udiyyah dengan sebab meminta bantuan Amerika karena dharurat, sedangkan mereka meminta bantuan orang-orang kafir hanya sekerdar untuk menambah suara partai mereka agar menang dalam pemilihan !

PENUTUP

[1]. Daualah Su’udiyyah berdiri dengan landasan dakwah Salafiyyah, ini bukan berarti bahwa daulah adalah tujuan dakwah karena tujuan dakwah adalah untuk memberikan hidayah kepada manusia, menyelamatkan mereka dari kesesatan dan kesyirikan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. [Daulah Bukan Tujuan Dakwah majalah Al-Furqon Edisi 12/III Rubrik Manhaj]

[2]. Saudi Arabia adalah negeri Islam bukan berarti selain Saudi adalah darul kufur, karena jika masih nampak syi’ar-syi’ar Islam dalam suatu negeri maka negeri tersebut adalah darul Islam sebagaimana dikatakan oleh Al- Imam Qurthubi : “Adzan adalah tanda yang membedakan antara darul Islam dan darul Kufur” [Al-Jami Li Ahkamil Qur’an 6/225. Darul Islam dan Darul Kufur majalah Al-Furqon Edisi 9/IV Rubrik Manhaj]

[3]. Saudi Arabia adalah negeri Islam bukan berarti negeri yang sempurna tidak ada kesalahan, kekurangan dan kemaksiatan, bahkan kemaksiatan ada di negeri- negeri Islam sejak zaman para sahabat.

http://efrisbelajarislam.blogspot.com/2010/11/dakwah-salafiyyahahlus-sunnah-dan.html?m=1

_____

Leave a comment