Tag Archives: sunnah

STIGMA WAHABI MENGUNTUNGKAN BARAT

Sejak peristiwa bom Kuningan Juli 2009, istilah Wahabi dan trans nasional tiba tiba di bicarakan banyak orang. Berbagai stasiun televisi nasional dan media massa sibuk mengutip ucapan beberapa tokoh tentang hubungan teror bom dengan Wahabi.

Entah sengaja atau tidak, yang jelas dengan bantuan media (khususnya TV) istilah Wahabi tiba-tiba muncul menjadi stigma baru untuk meneror banyak organisasi Islam.

Boleh jadi, penyebar stigma ini berharap kaum Muslim Indonesia terpecah belah. Apa dan mengapa stigma Wahabi ini dimunculkan ? Dan siapa yang untung dengan kasus ini ?

Berikut ini wawancara hidayatullah.com dengan DR. ANIS MALIK THOHA, Khatib ‘Aam Syuriah NU Cabang Istimewa Malaysia. Pria yang masih punya ikatan kekerabatan dengan KH Sahal Mahfudz, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menyelesaikan S1 di Universitas Islam Madinah. Menyelesaikan gelar masternya di University of the Punjab dan PhD (bidang Comparative Religion) di International Islamic University Islamabad, Pakistan. Kini, selain menjadi dosen tetap di International Islamic University Malaysia (IIUM), pria yang juga dikenal sebagai pakar pluralisme agama ini sering diundang di berbagai forum internasional guna membicarakan masalah Islam.

Ketika ramai istilah “Terorisme”, Anis bersikap tegas di hadapan banyak pakar asal Barat. Dalam seminar internasional bertema “Islam : Religion of Peace, Progress and Harmony” di Bangladesh ia mengatakan, Barat (Amerika Serikat) menggunakan kata “terrorism” sebagai senjata politik untuk menguasai dunia Islam.

————————

Berikut petikan wawancara-nya :

– Istilah wahabi, akhir-akhir ini menjadi polemik oleh sejumlah golongan. Bisakah anda menjelaskan latar belakang istilah itu ?

– Saya kurang tertarik membicarakan istilah Wahabi. Sebab, selama ini polemik yang ada cenderung tendensius, emosional, “liar” dan tidak di dasarkan pada dasar-dasar berpolemik yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Misalnya, mencoba memahami gerakan ini secara utuh dan benar. Yang ada lebih cenderung stigmatisasi oleh pihak-pihak yang tidak senang atau merasa eksistensi dan interestnya “terancam”, atau dengan bahasa sekarang : “terteror”, dengan mazhab pemikiran ini. Itu sudah mulai dari sejak zaman Turki Usmaniah, kita lihat bagaimana kebencian pemerintahan Turki pada Wahhabiyyah. Sayangnya, sebagian besar di antara kalangan Islam di negara kita, saya tidak perlu menunjuk siapa mereka, juga termakan oleh propaganda dan emosi kolektif Usmania pada masa itu. Dan sampai sekarang, sikap emosional itu masih terus menguasai diri kita dengan intensitas dan volume yang semakin besar, akibat propaganda Barat yang luar biasa canggihnya yang dikemas dalam bahasa “war on terrorism” atau “perang melawan terorisme”.

– Jadi, bagaimana sesungguh-nya pengertian istilah itu ?

– Pengertian istilah yang diberikan untuk gerakan dan pemikiran Islam yng dikembangkan dan dipopulerkan oleh seorang ulama besar dari Saudi Arabia, Syeikh Muhammad ibn Abdul Wahhab, pada abad ke 18 tersebut sebetulnya bernuansa negative dan pejorative. Karena sejak semula istilah itu memang dimaksudkan sebagai semacam stigmatisasi terhadap gerakan ini. Umumnya, penyebutan wahhabi lebih banyak dipakai atau datang dari pihak luar yang bukan pengagum dan pengikut Syeikh Muhammad ibn Abdul Wahhab. Adapun Syeikh Muhammad ibn Abdul Wahhab sendiri dan para pengikutnya lebih sreg menamakan diri pengikut salaf seperti tokoh ulama idaman mereka, yaitu al-Imam Ibn Taymiyyah.

– Anda pernah sekolah di Madinah, adakah hubungan antara pemikiran Syeikh Muhammad Abdullah Bin Wahhab dengan tindakan keras atau teror sebagaimana dituduhkan ?

– Geli sekali rasanya, setiap kali saya membaca atau mengikuti wacana tentang kekerasan (violence), teror, terorisme yang sudah seperti bola liar semenjak Barat melemparkan nya ke publik. Karena terlalu gencarnya stigma, kebanyakan kita nyaris tak sempat lagi berpikir dengan nalar yang cerdas dan jernih. Daya nalar kita seakan-akan lumpuh dan nurut saja. Atau bahasa kerennya, semuanya “taken for granted”. Sama dengan kasus terorisme yang dimunculkan Amerika pada dunia Islam. Ini aneh, tapi nyata ! Siapa pun, yang mau membaca sejarah munculnya Wahhabi atau Wahhabisme, akan menemukan bahwa ia sebuah gerakan dakwah yang sesungguhnya mendapat sambutan positif dari seorang raja dan kemudian di sebarluaskan. Terlepas setuju atau tidak dengan gerakan ini, hal semacam itu tak ada bedanya dengan apa yang juga dilakukan oleh ideologi-ideologi besar sepanjang zaman. Bahkan termasuk komunisme, sekularisme, dan demokrasi yang sekarang sedang dipropagandakan (dipaksakan) oleh kekuatan global itu.

– Tapi mengapa ada sebagian pihak menggiring, adanya bom kuningan dan Wahabi sebagai bentuk keinginan berdirinya Daulah Islamiyah ?

– Saya rasa wajar orang/ masyarakat Islam menginginkan tatanan yang islami. Sama dengan masyarakat sekuler yang mati-matian juga menginginkan tatanan dunia yang sekuler. Kasus ini sama dengan pihak-pihak di belakang lahirnya buku “Ilusi Negara Islam”. Saya melihat, mereka seperti orang yang sudah kehilangan akal dalam merespon atau menyikapi perkembangan di sekelilingnya yang dianggap akan mengancam dirinya. Sangat tendensius dan naif. Bisanya cuma men-stigma, black campaign, membunuh karakter kelompok yang dianggap musuh atau mengganggu eksistensinya. Kalau saya PKS atau HTI (yang dituduh dalam buku itu, red), akan saya sue (tuntut). Saya tidak habis pikir, LibForAll (yang mendanai dan menerbitkan proyek ini) mengklaim diri liberal dan mendakwah-kan liberalisme, kok ternyata sangat konservatif, sektarian dan eksklusif, tidak siap menerima perbeda’an. Fakta ini juga sekaligus semakin membuka mata kita, bahwa buku yang mewanti-wanti atau memberi warning tentang bahaya ideologi atau gerakan trans-nasional ini ternyata telah terperangkap oleh “kepura-pura tidak tahuannya” sendiri, yaitu mengusung dan menyebarkan ideologi liberalism yang impor itu.

– Maksud Anda ?

– Apa logikanya, membiarkan atau membenarkan gerakan trans nasional yang non Islam (Barat) leluasa merangsek ke masyarakat kita yang Islam, sementara gerakan-gerakan trans nasional yang Islam malah tidak boleh ?

– Siapa paling beruntung soal stigma wahabi ini ?

– Ya, Barat.

– Benarkah isu wahabi ini muncul untuk mengadu domba umat islam ?

– Memang, berdirinya NU adalah counter terhadap gerakan Wahhabisme dalam level dunia Islam. Namun saya melihatnya, waktu itu, mungkin tokoh-tokoh NU banyak yang secara emosional terbawa oleh warisan sikap resmi Turki Usmania terhadap gerakan pemurnian Islam abad 18 di jazirah Arabia itu. Wallahu a’lam. Betul, sekarang ada saling melempar “bid’ah” dan “kufr” antara yang satu dengan yang lain. Tapi itu sebetulnya, disebabkan kegagalan masing-masing untuk saling memahami satu sama lain. Kalau masalahnya adalah apa yang sering dituduhkan kepada gerakan ini sebagai tajsim dan tasybih terkait dengan ayat-ayat mutasyabihat, menurut saya perlu ditinjau lagi. Sebab, sikap ini sebetulnya bukan pertama kali ditunjukkan oleh pendiri gerakan ini. Sebagaimana diakuinya sendiri, bahwa pendirian ini didasarkan pada pendapat para ulama salaf, yang di antaranya adalah Imam Ahmad ibn Hanbal.

– Jadi ?

– Perlu sikap yang arif dari umat Islam melihat persoalan ini.

http://www.nahimunkar. com/siapa-yang- paling-beruntung-soal-stigma- wahabi/

————————

SIMBOL MATA DI SAUDI

SIMBOL MATA DI SAUDI

Oleh: Rohmanto, Lc.

Mata bagi dia adalah simbol Yahudi… Dan parahnya dengan dalil otak atik matuk (dicocok-cocokkan), pemerintah Saudi telah dijajah atau berhubungan dengan Yahudi dengan dalil banyaknya lambang mata di negaranya.

Untuk menguatkan tuduhannya, dilihatkanlah saya logo beberapa lembaga penting di Saudi Arabia yang menggunakan simbol mata kemudian dia samakan dengan logo atau simbol mata Illuminati. Logo kepolisian, kementerian urusan haji, beberapa tugu dan patung mata di Saudi dan sebagainya semua berupa simbol mata.

Bagi orang awam yang sedang tercekoki dengan berita “kejamnya qishash” untuk WNI di Saudi secara cepat pasti akan menyetujui bahwa Saudi adalah sekutu Yahudi. Tidak sedikit juga kaum muslimin mulai ragu setelah melihat sikap “tinggal diamnya” Saudi saat Palestina dibantai Israil, dan saat presiden Mursi digulingkan oleh Sisi di Mesir.

Fitnahan terhadap saudara sendiri begitu dahsyat menutup kebaikan lain Saudi yang tidak henti dilakukan.

Bagaimana duduk perkaranya?

Saudaraku, perlu diketahui bahwa m

Mata adalah simbol keindahan di kebiasa’an bahasa Arab. Bukan hanya Saudi yang senang memakai logo atau kata “mata”.

Namun, seluruh orang Arab sangat senang menggambarkan keindahan dengan gambar mata. Mata menjadi simbol keindahan dan kesejukan.

Sebagaimana doa di dalam Al-Qur’an yang menggambarkan anak yang menyejukkan adalah dengan mata; qurratu ‘ain .

ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻫَﺐْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻨَﺎ ﻭَﺫُﺭِّﻳَّﺎﺗِﻨَﺎ ﻗُﺮَّﺓَ ﺃَﻋْﻴُﻦٍ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata (penyenang hati kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74)

Orang arab pun biasa memanggil orang yang dikasihinya, atau anak tercintanya dengan panggilan Ya ‘aini… (Wahai mataku) yang maksudnya adalah wahai kekasihku. Bukalah website Arab betapa beragam orang arab menggunakan kata mata, untuk judul syair-syair dan nasyid-nasyid serta lagu-lagu mereka, nama toko, panggilan teman dekat, pekerjaan, nama koran, sekolahan, universitas dan sebagainya.

Mereka tidak sedikitpun memakai kata mata untuk mendukung Yahudi. Tapi mereka sudah sangat terbiasa dengan kata dan logo mata untuk mengungkapkan keindahan dan bahkan kecintaan dan kasih sayang.

Pendidikan sejak dini disana sudah diajarkan kepada anak, siapakah kawan dan siapakah lawan. Sejak kecil orang Arab sangat faham Yahudi adalah musuh utama mereka. Tidak ada bangunan Sinagog berdiri di Saudi, tidak ada perayaan agama lain di Saudi apalagi untuk agama Yahudi. Tidak ada acara tahun baru di Saudi. Tidak ada pintu syiar kekafiran di Saudi, bahkan syiar bid’ah saja diberantas di Saudi.

Maka alangkah bodoh dan picisnya seseorang yang memfitnah Saudi adalah kaki tangan Yahudi hanya karena simbol mata!

Mata, syukuri dia karena ia adalah lambang keindahan. Kata orang arab: Ya ‘aini ya habibi… Kata orang Indonesia dari mata turun ke hati.

Tak sepantasnya menjadikan mata selalu identik dengan Yahudi atau Illuminati, karena mata adalah anugerah Ilahi kepada siapapun yang mau mensyukuri…

Tulisan ini sekedar untuk membangun rasa husnuzhan kepada sesama khususnya negeri Saudi yang sangat getol menjaga aqidah di era bobrok ini. Meski dicaci, Saudi tidak peduli.

Semoga Allah merahmati kepada seluruh sahabat ahlus sunnah di grup ini dan jiwa kerdil ini…

sumber : https://www.facebook.com/profile.php?id=100008822040744

==

BUKU SEJARAH BERDARAH SEKTE SALAFI WAHABI

BUKU SEJARAH BERDARAH SEKTE SALAFI WAHABI

• Judul buku dan penulisnya

Judul buku ini adalah Sejarah Berdarah Sekfe Salafi Wahabi, ditulis oleh Syaikh Idahram, penerbit Pustaka Pesantren, Yogyakarta, cetakan pertama, 2011. Katanya buku ini mendapatkan rekomendasi tiga tokoh agama yang populer namanya yaitu KH. Dr. Said Agil Siraj, KH. Dr. Ma’ruf Amin, dan Muhammad Arifin Ilham.

Banyak para penulis yang membongkar aurat buku ini, diantaranya : al-Ustadz Firanda Abu Abdil Muhsin dalam bukunya “Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah”, AM. Waskito dalam bukunya “Bersikap Adil Terhadap Wahabi”, dan Sofyan Cholid dalam bukunya “Salafy Antara Tuduhan dan Kenyata’an”.

Buku ini dari sampul depan hingga sampul belakang penuh kebohongan dan kedusta’an. Adapun sampul depan, penulis misterius ini menyebut dirinya dengan bertopeng Syaikh Idahram, padahal itu bukan nama sesungguhnya. Dan menurut kabar yang terpercaya bahwa nama sesungguhnya adalah Marhadi kebalikan dari Idahram. Bayangkan, jika nama penulisnya saja terbalik, bagaimana dengan isinya ?! Jangan aneh jika isinya banyak terbalik dari kenyata’an.

Adapun sampul akhirnya, karena mencatut nama-nama tokoh tersohor yang memberikan rekomendasi terhadap buku ini seperti KH. Ma’ruf Amin (ketua MUI) dan Muh. Arifin Ilham, padahal keduanya menyatakan tidak pernah memberikan rekomendasi tersebut, baca aja belum apalagi memberi rekomendasi ?! Tentang Muh. Arifin Ilham, bisa diklik di http://arrahmah.com/read/2011/12/08/16720-kebohongan-syaikh-idahram-atas-nama-arifin-ilham.html#. Adapun tentang KH. Ma’ruf Amin, saya pernah tanyakan langsung kepada kawan yang sangat dekat dengan beliau, ternyata beliau menyatakan : “Benar saya mendapatkan kiriman buku itu, tapi saya belum membacanya apalagi memberi rekomendasi, dan saya tidak ingin terlibat dalam pertikaian umat”. Jika sampul depan dan akhirnya saja dusta, lantas bagaimana dengan isinya ?! Sungguh, sangat luar biasa kebohongannya !!!

Buku ini ditunggangi oleh pemikiran Syi’ah sebagaiman dapat diketahui oleh pembaca yang jeli terhadap buku ini. Hal ini sebagaimana telah disingkap oleh Ust. Firanda dalam bukunya, juga AM. Waskito dalam bukunya, ditambah lagi Ust. Agus Hasan Bashori dalam makalahnya berjudul “Waspada! Buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” Mengusung Faham Rafidhah (Syi’ah Iran)”. Silakan baca di http://old.gensyiah.com/waspada-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi-mengusung-faham-rafidhah-syiah-iran.html

Kenapa penulis ini begitu pengecut dalam pertempuran wacana ilmiyah sehingga tidak menampakkan identitas aslinya ?!!

http://almanhaj.or.id/content/3934/slash/0/studi-kritis-atas-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi/

_____________

RAJA SAUDI (WAHABI) BARU

RAJA SAUDI (WAHABI) BARU

Adzan Ditengah Penyambutan Obama, Raja Saudi Salman Hentikan Protokelar dan Pamit Sholat

Presiden AS Barack Obama memimpin sebuah delegasi legislator, pejabat senior dan dua mantan menteri luar negeri AS ke Arab Saudi, hari Selasa (27/1), untuk menyampaikan penghormatan dan belasungkawa kepada keluarga kerajaan, menyusul wafatnya Raja Abdullah.

Kedatangan Presiden America Barack Obama dan ibu negara Michelle Obama serta rombongan disambut raja baru Saudi, Salman bin Abdul-Aziz Al Saud setibanya di bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Arab Saudi.

Ditengah seremonial penyambutan kenegaraan ini, ada kejadian yang sangat menarik. Ketika Adzan Ashar berkumandang Raja menghentikan protokoler penyambutan dan meminta izin pada tamu (Obama) untuk menunaikan shalat terlebih dahulu. Kejadian tersebut disaksikan jutaan rakyat melalui siaran televisi secara langsung. Obama sempet bengong ditinggal tuan rumah.

Peristiwa tersebut memunculkan komentar positif dengan perasaan bangga dan hormat karena menempatkan shalat dalam prioritasnya.

Anggota dewan fatwa provinsi Qashim Dr Kholid al-Mushlih mengatakan : “Bahwa apa yang dilakukan oleh pelayan dua tanah suci Raja Salman bin Abdulaziz hari ini dengan mengutamakan shalat dan melaksanakannya di tengah-tengah kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama merupakan bukti rasa hormat terhadap hukum Islam dalam segala situasi”.

Beliau juga menjelaskan bahwa sikap Raja Salman memberikan pesan kepada semua, bahwa hak Allah berada diatas hak apapun dan siapapun, dan sikap ini memberikan jaminan dan ketenangan bahwa pemimpin kami sangat perhatian terhadap syariat islam walaupun dalam kondisi dan keadaan apapun. (sabq.org/ almowaten.net/manhajuna.com)

*link video peristiwa ini: https://www.youtube.com/watch?v=reAyvS9kJ6Q

_______

DAKWAH SALAFIYYAH DAN DAULAH SU’UDIYYAH

Oleh : Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah

Setelah runtuhnya daulah Su’udiyyah periode kedua pada tahun 1308H, berdirilah daulah Su’udiyyah periode ketiga yaitu daulah Su’udiyyah sekarang ini yang ditandai dengan dibaiatnya Al-Malik Abdul Aziz bin Abdurrahman Alu Su’ud pada tanggal 21 Jumadil Ula 1351H.

Al-Malik Abdul Aziz dikenal sebagai seorang yang gigih mengikuti jejak Salafush Shalih di dalam mendakwahi manusia kepada aqidah yang shahihah dan berpegang teguh kepada syari’at Islamiyyah serta menerapkan hukum-hukum Islam dalam semua segi kehidupan.

Al-Malik Abdul Aziz berkata : “Aku adalah penyeru kepada aqidah Salafush Shalih, dan aqidah Salafush Shalih adalah berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan apa yang datang dari Khulafaur Rasyidin” [Al-Wajiz Fi Siratil Malik Abdul Aziz hal.216]

Beliau juga berkata : “Mereka menamakan kami WAHABIYYIN, dan menamakan madzhab kami adalah madzhab WAHABI yang dianggap sebagai madzhab yang baru. Ini adalah kesalahan fatal, yang timbul dari propaganda-propaganda dusta yang disebarkan oleh musuh- musuh Islam. Kami bukanlah pemilik madzhab baru atau aqidah baru. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah mendatangkan sesuatu yang baru, aqidah kami adalah aqidah Salafush Shalih yang datang di dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan apa yang ditempuh oleh Salafush Shalih. Kami menghormati imam empat, tidak ada perbedaan di sisi kami antara para imam : Malik, Syafi’i, Ahmad dan Abu Hanifah, semuanya terhormat dalam pandangan kami” [Al-Wajiz Fi Siratil Malik Abdul Aziz, hal.217]

• DAULAH SU’UDIYYAH DAN PENERAPAN SYARI’AT ISLAM

Daulah Su’udiyyah menjadikan Kitab dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai undang-undang dasar daulah sebagaimana termuat dalam surat kabar Ummul Qura 21 Shafar 1345H : “Seluruh hukum di Saudi berdasarkan atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan apa yang ditempuh oleh para sahabat dan Salafush Shalih” [Syibhul Jazirah Fi Ahdil Malik Abdul Aziz 1/354]

Daulah Su’udiyyah menerapkan syari’at Islam di seluruh penjuru daulah. Di antara hal-hal yang nampak dari penerapan syari’at yang bisa dilihat oleh setiap orang yang datang ke negeri Saudi adalah.

1. Menjadikan aqidah Salaf sebagai pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.

2. Menghilangkan semua hal yang merusak aqidah dan membawa kepada kesyirikan seperti kubah-kubah di atas kubur, berhala-berhala, dan yang lainnya.

3. Melarang semua pemikiran yang menyelisihi Islam seperti rasialisme, sekulerisme, komunisme, dan yang lainnya dengan melarang masuknya buku-buku yang mengandung pemikiran-pemik iran tersebut ke dalam negeri.

4. Mendirikan Haiah Amar Ma’ruf wa Nahi Munkar yang bertugas mengawasi pelaksanaan hukum-hukum dan syi’ar-syi’ar Islam serta menghasung kaum muslimin agar selalu shalat berjama’ah, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan ibadah-ibadah yang lainnya.

5. Seluruh mahkamah di daulah Su’udiyyah berlandaskan hukum-hukum Islam

6. Menegakkan hukum-hukum had terhadap pelanggaran- pelanggaran syar’i seperti qishash, dera potong tangan pencuri, dan yang lainnya. Hingga detik ini kami belum pernah melihat negara mana pun di dunia yang mampu menegakkan hukum-hukum had ini kecuali daulah Su’udiyyah.

Semoga Alloh menjaga daulah Su’udiyyah dari rongrongan musuh-musuhNya.

• BERKAH PENERAPAN SYARI’AT ISLAM

Alloh telah menjanjikan keamanan, kekokohan kedudukan, dan kesejahteraan bagi siapa saja yang melaksana kan syari’at-syari’at Alloh.

Alloh berfirman : “Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku” [An-Nur:55]

Demikian juga, Alloh menjanjikan keamanan dan petunjuk di dunia dan akhirat bagi siapa saja yang mentauhidkanNya.

Alloh berfirman : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang- orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” [Al-An’am : 82]

Siapa pun yang datang ke negeri Saudi Arabia akan mengatakan keamanan yang tidak bisa didapat di negeri- negeri lainnya. Angka kriminalitas di negeri Saudi Arabia terkecil di dunia, hal ini diakui oleh negeri-negeri di luar Saudi Arabia termasuk negeri-negeri kafir.

Manfa’at keamanan di Saudi Arabia tidak hanya dirasakan oleh para penduduk Saudi Arabia, tetapi juga dirasakan oleh seluruh kaum muslimin di seluruh dunia terutama yang melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

Dahulu sebelum Makkah masuk wilayah daulah Su’udiyyah dikatakan bahwa : “orang yang berangkat haji dianggap orang yang hilang, dan jika dia kembali dianggap seperti orang yang dilahirkan kembali”, hal ini disebabkan lantaran tidak amannya jalan yang dilalui oleh orang-orang yang haji, banyak pencurian, perampokan, dan pembunuhan. [Halatul Amn Fi Ahdil Malik Abdul Aziz oleh Rabih Luthfi Jum’ah, hal.42]

Tentang kemakmuran negeri Saudi tidak seorangpun pada saat ini yang tidak mengetahuinya, padahal negeri Saudi adalah negeri yang gersang, tetapi dengan rahmat Alloh kemudian dengan sebab penegakkan tauhid dan syari’at Islam. Alloh melimpah kan rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.

• DAULAH SU’UDIYYAH MENGHORMATI PARA ULAMA

Ilmu memiliki keutama’an yang agung, dan sungguh Alloh telah meninggikan derajat para ulama yang mengamalkan agamanya.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu beberapa derajat” [Al-Mujadilah; 11]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, tetapi yang mereka wariskan adalah ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak” [Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Jami’nya 5/48]

Masih banyak lagi dalil-dalil yang menyebutkan tentang kedudukan yang agung dari para ulama.

Daulah Su’udiyyah sejak awal berdirinya hingga saat ini begitu menghormati dan memuliakan para ulama Sunnah dari dalam dan luar negeri Saudi. Hal ini diketahui oleh siapapun yang membaca dan melihat sejarah perjalanan daulah Su’udiyyah sejak berdirinya hingga sekarang.

Syaikh Musthafa Al-Adawi seorang ulama dari Mesir berkata : “Aku bersyukur kepada Alloh yang telah memberikan khusnul khatimah kepada Syaikhuna Al-Jalil Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i, karena seseorang yang meninggal dengan sebab sakit perut adalah syahid sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau dishalati di Masjidil Haram dan dikuburkan di Makkah Baladul Haram. Tidak lupa aku mengucapkan syukur kepada pemerintah negeri Saudi Arabia, semoga Alloh membalas mereka dengan kebaikan atas sambutan dan pelayanan mereka yang baik terhadap para ulama tanpa membeda-bedakan apakah dia itu warga negara Saudi atau warga negara Yaman, atau warga negara Mesir” [majalah Tauhid Kairo Mesir Tahun ke-30 Edisi 6 Jumadi Tsaniyyah 1422H hal.62]

• SYUBHAT DAN JAWABANNYA

Setelah membaca uraian di atas, barangkali terlontar sebagian pertanyaan, seperti.

[1]. Mengapa daulah Su’udiyyah dikatakan daulah Islamiyyah sedangkan sistem pemerintahannya adalah monarki (kerajaan) ?

Jawab :

Tidak diragukan lagi bahwa cara pemilihan pemimpin yang Islami adalah dengan penunjukkan sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu terhadap Umar Radhiyallahu ‘anhu, atau dengan diserahkan kepada Ahli Syura sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu [Lihat Politik Islami dalam Al- Furqon Esisi 7/IV Rubrik Manhaj]

Jika pemimpin sebuah daulah dipilih dengan selain cara di atas maka para ulama sepakat tentang wajibnya taat kepada pemimpin tersebut (Lihat Fathul Baari 13/7)

Sebagaimana para sahabat ta’at kepada Abdul Malik bin Marwan dan yang lainnya, demikian juga hal tersebut tidak menjadikan daulah Islamiyyah menjadi daulah kufriyyah.

Merupakan hal yang dimaklumi bahwa para ulama tarikh menyebut daulah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah adalah dua daulah Islamiyyah dalam keada’an cara pemilihan pemimpinnya tidak sebagaimana dilakukan oleh Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu dan Umar Radhiyallahu ‘anhu.

Ketika daulah Turki Utsmani runtuh dianggap oleh para tokoh pergerakan bahwa itu adalah pertanda runtuhnya daulah Islamiyyah, dan semua orang tahu bahwa sistem pemerintahan daulah Turki Utsmani adalah monarki.

[2]. Mengapa daulah Su’udiyyah dikatakan daulah Islamiyyah sedangkan daulah Su’udiyyah pernah meminta bantuan kepada negara Amerika yang kafir ?

Jawab :

Meminta bantuan orang kafir tidak menjadikan pelakunya kafir, bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berangkat hijrah ke Madinah beliau mengupah seorang kafir sebagai penunjuk jalan.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi penduduk Hunain, sebagian orang kafir Makkah seperti Shafwan bin Umayyah ikut dalam barisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam [Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya’la dan dikatakan oleh Haitsami dalam Majma’ Zawaid 6/180 Para perawinya perawi kitab shahih]

Tidak ada seorang pun dari para tokoh pergerakan yang mengkafirkan daulah Turki Utsmani karena bersekutu dengan Jerman pada waktu perang Dunia ke 1.

Syaikhuna Al-Allamah Abdul Muhsin bin Hamd Al-Abbad berkata : “Para ulama Saudi Arabia ketika membolehkan datangnya kekuatan asing ke Saudi Arabia karena darurat, hal ini seperti kasus seorang muslim yang meminta pertolongan kepada non muslim untuk membebaskan dirinya dari perampok yang hendak masuk ke rumahnya untuk melakukan tindakan kriminal di rumahnya dan pada keluarganya : Apakah kita katakan kepada orang yang terancam oleh para perampok ini : Kamu tidak boleh meminta pertolongan kepada orang kafir untuk menyelamatkan diri dari perampokan ! ? [Madariku Nazhar Fi Siyasah hal. 12]

Yang sangat mengherankan dari orang-orang yang mengkafirkan daulah Su’udiyyah dengan sebab meminta bantuan Amerika bahwasanya mereka ini membolehkan diri-diri mereka meminta suaka politik ke negeri kafir, bahkan kemudian bermukim di negeri kafir, bahkan dengan resmi menjadi warga negara dari negeri kafir !

Bahkan banyak orang-orang yang mengkafirkan daulah Su’udiyyah dengan sebab meminta bantuan Amerika karena dharurat, sedangkan mereka meminta bantuan orang-orang kafir hanya sekerdar untuk menambah suara partai mereka agar menang dalam pemilihan !

PENUTUP

[1]. Daualah Su’udiyyah berdiri dengan landasan dakwah Salafiyyah, ini bukan berarti bahwa daulah adalah tujuan dakwah karena tujuan dakwah adalah untuk memberikan hidayah kepada manusia, menyelamatkan mereka dari kesesatan dan kesyirikan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. [Daulah Bukan Tujuan Dakwah majalah Al-Furqon Edisi 12/III Rubrik Manhaj]

[2]. Saudi Arabia adalah negeri Islam bukan berarti selain Saudi adalah darul kufur, karena jika masih nampak syi’ar-syi’ar Islam dalam suatu negeri maka negeri tersebut adalah darul Islam sebagaimana dikatakan oleh Al- Imam Qurthubi : “Adzan adalah tanda yang membedakan antara darul Islam dan darul Kufur” [Al-Jami Li Ahkamil Qur’an 6/225. Darul Islam dan Darul Kufur majalah Al-Furqon Edisi 9/IV Rubrik Manhaj]

[3]. Saudi Arabia adalah negeri Islam bukan berarti negeri yang sempurna tidak ada kesalahan, kekurangan dan kemaksiatan, bahkan kemaksiatan ada di negeri- negeri Islam sejak zaman para sahabat.

http://efrisbelajarislam.blogspot.com/2010/11/dakwah-salafiyyahahlus-sunnah-dan.html?m=1

_____

SYAIKH RASYID RIDHA BERKATA TENTANG WAHABI

SYAIKH RASYID RIDHA BERKATA TENTANG WAHABI

Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha’uddin Al-Qalmuni Al-Husaini (dikenal sebagai Rasyid Ridha; 1865-1935) adalah seorang intelektual muslim dari Suriah yang mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh. Ridha mempelajari kelemahan-kelemahan masyarakat muslim saat itu, dibandingkan masyarakat kolonialis Barat, dan menyimpulkan bahwa kelemahan tersebut antara lain kecenderungan umat untuk mengikuti tradisi secara buta (taqlid), minat yang berlebihan terhadap dunia sufi dan kemandegan pemikiran ulama yang mengakibatkan timbulnya kegagalan dalam mencapai kemajuan di bidang sains dan teknologi. Ia berpendapat bahwa kelemahan ini dapat diatasi dengan kembali ke prinsip-prinsip dasar Islam dan melakukan ijtihad dalam menghadapi realita modern.

Mulai tahun 1898 hingga wafat (1935), Ridha menerbitkan surat kabar yang bernama Al-Manar.

Nasabnya sampai kepada Ahlul Bait.

• Bersama Tarekat Syadziliyyah

Dia mulai mempelajari tasawuf dari gurunya, Husain Al-Jisr. Setelah dia menggali dan memperdalam ilmu dan ushuluddin, sadarlah ia bahwa membaca Wirid tersebut termasuk bid’ah. Karena itu, ia pun meninggalkannya dan lebih memilih untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Rasyid_Ridha

Al Allamah Muhammad Rasyid Ridha berkata : Pada masa kecilku, aku sering mendengar cerita tentang Wahhabiyah dari buku-buku Dahlan, dan selainnya. Sayapun membenarkannya karena taqlid kepada guru-guru kami dan bapak-bapak kami. Saya baru tahu tentang hakikat jama’ah ini setelah hijrah ke Mesir. Ternyata aku mengetahui dengan yakin bahwa mereka (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikutnya) yang berada di atas hidayah. Kemudian saya telaah buku-buku Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, anak-anaknya, dan cucu-cucunya serta ulama-ulama lainnya dari Nejed, maka saya mengetahui bahwa tidak sebuah tuduhan serta celaan yang dilontarkan kepada mereka kecuali mereka menjawabnya. Jika tuduhan itu dusta mereka berkata, Maha Suci Engkau (Ya, Allah), ini adalah kedustaan yang besar. Tetapi jika tuduhan itu ada asalnya, mereka menjelaskan hakikatnya dan membantahnya. Sesungguhnya Ulama Sunnah dari India dan Yaman telah meneliti, membahas dan menyelidiki tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikutnya. Akhirnya mereka mengambil kesimpulan bahwa para pencela itu tidak amanah dan tidak jujur.

Disarikan dari tulisan Abu Ubaidah Al Atsari & Abu Usamah pada Majalah As Sunnah Edisi 12/Th.IV/1421–2000.

https://agussantosa39.wordpress.com/category/1-bidah/%e2%80%a2-memahami-bidah/

___________

HAKEKAT DAKWAH WAHABI

HAKEKAT DAKWAH WAHABI

Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata :
”Hakikat dakwah ini, sebagaimana dakwah Nabi Muhammad, yaitu memurnikan tauhid dan mewujudkan tuntutan syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammadur rasulullah. Yang demikian itu dengan memurnikan ibadah hanya kepada Allah saja dan menjadikan Rasulullah sebagai panutan yang agung. Mereka (Wahhabiyun) adalah golongan yang berjalan di atas manhaj Salaf dari kalangan shahabat, tabi’in dan orang-orang yang mengikuti mereka, baik dalam aqidah, perkataan ataupun perbuatannya. Inilah manhaj yang wajib bagi setiap muslim untuk berjalan di atasnya, meyakininya dan mendakwahkannya. Hukum orang yang mencela Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab. Syaikh Abdul Aziz bin Baz selanjutnya menegaskan, Sesungguhnyua orang-orang yang mencela Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab ada dua kemungkinan. Yang pertama dia adalah seorang yang gandrung dengan kesyirkan sehingga ia memusuhi Syaikh karena dakwahnya yang mengajak kepada tauhid dan memberantas segala macam kesyirikan. Yang kedua dia adalah orang yang jahil yang tertipu oleh da’i-da’i penyesat. Maka alangkah lucunya golongan jahil ini karena mereka mengikuti orang yang jahil sejenis mereka. Himbauan dan Ajakan. Kepada mereka yang benci dan hasad kepada dakwah yang penuh barakah ini, kami katakan, Bukalah pandangan mata kalian, bangunlah dari tidur kalian, hilangkan segala kedengkian yang ada di hati kalian, bacalah, cermatilah buku-buku Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan para pengikutnya dengan lapang dada, niscaya kalian akan dapati bahwa kalian berada dalam tipuan dan kegelapan”.

Majalah As Sunnah Edisi 12/Th.IV/1421–2000

_____

APA YANG MENYEBABKAN MEREKA MEMBENCI WAHABI ?

Apa yang menyebabkan kyai aswaja NU begitu membenci salafi dan ketakutan dengan pesatnya perkembangan dakwah salaf ?

Apabila kita mencermati sejarah dakwah para Rasul, niscaya akan dijumpai bahwa kelompok yang paling keras menentang dakwah tauhid para Rasul tersebut adalah mereka yang selalu menamakan dirinya sebagai “PEMBELA AJARAN NENEK MOYANG”.

Begitu pula kita dapati hari ini, yang paling keras menentang dakwah salaf yang mengajak umat Islam untuk memurnikan peribadatan kepada Allah, adalah kelompok yang menamakan dirinya sebagai “pemelihara tradisi nenek moyang.”

Selanjutnya, berkembangnya dakwah salafiyah di tengah masyarakat sama artinya dengan terbongkarnya klaim dusta Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang selama ini mereka gembar-gemborkan. Nyatanya, yang mereka praktekkan bukanlah akidah dan amaliah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagaimana dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya, melainkan amalan-amalan Ahli bid’ah wal firqah, entah itu firqah Asy’ariyah, shufiyah, quburiyah, batiniyah, filsafat, hingga kejawen yang saling bercampur aduk.

Terakhir, tentu saja dengan tersebarnya pemahaman salafiyah di tengah masyarakat akan menyebabkan jatuhnya status social kyai tradisionalis yang selama ini menikmati sikap pengultusan luar biasa dari kaum santri maupun masyarakat awamnya, dan ujung-ujungnya turut pula mematikan income sebagian kyai yang juga rangkap profesi sebagai ‘dukun berjubah’.

Sekiranya para kyai aswaja NU mau menanggalkan hawa nafsu dan sikap fanatisme yang membabi buta terhadap tradisi leluhur mereka, niscaya mereka bakal mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para dai salafi yang telah meluruskan makna Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang selama ini mereka pahami secara keliru.

Wallahu a’lam..

Dari status Akhi Mykaana

______

BOM WAHABI

AWAS BOM WAHABI ! ! . .
.
Ledakan bom Wahabi memang sangat dahsyat meluluh lantakan kepercaya’an yang mereka yakini, barisan mereka di buat kocar kacir terkencing-kencing.
.
Lebih-lebih lagi ketika Syekh Muhammad bin Abdul Wahab dan para pengikutnya yang melakukan pembersihan terhadap peraktek-peraktek mereka yang menyimpang dalam agama berhasil menguasai Makkah dan Madinah sebagai pusat dan kiblatnya kaum Muslimin sedunia.
.
Mereka yang sangat memusuhi Wahabi harus terpaksa, suka tidak suka, tunduk kepada peraturan Wahabi ketika mereka melaksankan ibadah haji atau umroh, rela tidak rela mereka bermakmum di Imami Wahabi ketika shalat di Makkah dan Madinah, Begitulah cara Allah menghinakan mereka.
.
Mereka terpaksa harus shalat bermakmum di Imami Wahabi dengan hati yang membara menahan dendam kesumat dan dengki yang membakar ulu hati.
.
Gusar siang malam, tidak pernah tenang jiwa mereka, kafir barat, gerombolan liberal, kaum sufi dalam satu gerbong teriak lantang saling bersahutan, ngos-ngosan mulut berbuih berbusa, mata merah menyala penuh angkara murka dan dendam kesumat menghujat Wahabi di bawah komando syi’ah laknatulloh kaum pendusta dan penghujat para Sahabat yang mulia.
.
Mereka bahu membahu mencari cara dari mulai teror, serangan fisik menebar fitnah dan dusta sampai stigmatisasi busuk mereka lakukan untuk memadamkan cahaya dakwah yang di lakukan oleh yang mereka namakan wahabi.
.
Mereka yang memusuhi Wahabi semakin panik. Hujatan, cacian busuk dan hina keluar dari mulut-mulut para durjana, kalap seperti gerombolan setan comberan korengan kudisan yang keluar gentayangan mencari mangsa untuk di sesatkan.
.
Gelisah mereka semakin meradang, ketika dakwah Wahabi bukannya redup malah semakin bersinar terang benderang, di masjid-masjid pedesa’an dan perkota’an juga masjid-masjid sekolah menengah dan perguruan tinggi.
.
Bahkan kini dakwah salafi justru semakin berkembang di kalangan aparat pemerintahan. Tidak jarang para da’i salafi memberikan tausiyah di masjid Mabes Polri, masjid Polda Metro Jaya, atau masjid PTIK.
.
Tidak hanya sampai di situ, sa’at ini Mabes Polri sudah mencantumkan logo rodja salah satu media dakwah kaum salafi di situs resminya http://www.metro.polri.go.id/
.
Kajian-kajian Wahabi begitu sangat di minati seiring di tinggalkannya peraktek-peraktek yang berasal dari nenek moyang mereka yang di agung-agungkan.
.
Sangat gusar para pelaku kesesatan melihat dakwah Tauhid semakin eksis di tengah-tengah umat.
.
Mereka tidak akan pernah mampu menyembunyikan kedengkian hati mereka. Sungguh pun mereka sadar bahwa dengki adalah sifat yang keji, hina, buruk, dan amat tercela, sifat yang sangat memalukan bagi manusia yang berakal dan waras.
.
Begitulah Allah Ta’ala menampakkan keburukan dan kehina’an hati orang-orang sesat.
.
Allah Ta’ala berfirman :
.
ﺃَﻡْ ﺣَﺴِﺐَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ ﻣَﺮَﺽٌ ﺃَﻥْ ﻟَﻦْ ﻳُﺨْﺮِﺝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺿْﻐَﺎﻧَﻬُﻢْ
.
”ATAU APAKAH ORANG-ORANG YANG DALAM HATINYA ADA PENYAKIT MENGIRA BAHWA ALLAH TIDAK AKAN MENAMPAKKAN KEDENGKIAN MEREKA ?”. (Q.S Muhammad: 29).
.
Ayat di atas menyingkap kebusukan isi hati orang-orang munafiq di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun hakekatnya ayat tersebut di tujukan kepada siapa pun yang memiliki ke dengkian kepada dakwah Al-haq.
.
Allah Ta’ala berfirman :
.
ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺮِﺩْ ﺃَﻥْ ﻳُﻀِﻠَّﻪُ ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﺻَﺪْﺭَﻩُ ﺿَﻴِّﻘًﺎ ﺣَﺮَﺟًﺎ ﻛَﺄَﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺼَّﻌَّﺪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻳَﺠْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺮِّﺟْﺲَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻻ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ
.
“DAN BARANGSIAPA YANG DI KEHENDAKI ALLAH KESESATANNYA, NISCAYA ALLAH MENJADIKAN DADANYA SESAK, LAGI SEMPIT, SEOLAH-OLAH IA SEDANG MENDAKI KE LANGIT”. (QS.6:125).
.
.
برك الله فيكم
.
Дδµ$ $@ŋţ๏$ą $๏๓ąŋţяί
.
https://agussantosa39.wordpress.com/category/04-bidah/02-memahami-bidah/
.
.
=======